.

Selasa, 08 November 2011

Bagaimana Seorang Pengarang "Pro" Brmain?

      Mungkin memang sekarang angin baik belum bertiup bagi para pengarang. Tapi kurang dari sepuluh tahun lagi barangkali layar-layar mereka sudah berkembang. Dahulu pun pernah ada suatau masa ketika para pelukis kita terlalu banyak yang jadi "kere". Sekrang dunia mereka sudah berbalik. Jadi para pengarang pun pasti juga akan dapat giliranya. Namun giliran itu hanya akan diberikan oleh hukum alam kepada pengarang-pengarang pro.



      Bagaimana seorang pro "Bermain"?
      Diceritakan pengalaman Arch Whitehouse, seorang pengarang profesional Amerika. Pada suatu hari senin ia menerima telepon dari redaktur majalah pop.
      "Halo, Arch. Aku perlu sebuah cerita action yang terjadi di pulau Jawa, panjangnya dua puluh ribu kata. Tapi aku perlu cepat, nih."
      "Kapan?"
      "Jumat lepas lohor naskahnya supaya sudah sampai di mejaku. Bisa nggak?"
      Arch menyanggupi dan terus bekerja keras, karena waktunya tinggal empat hari. Begitu bersemangatnya ia mengetik, sehingga naskah itu sudah dibawanya pada sang direktur pada hari rabu siang. Tapi direktur itu menggelngkan kepala dan minta maaf, karena sudah ada naskah lain yang sudah lebih dahulu dengan tema dan plot hampir serupa. Redaktur itu bertanya,
      "Apa bisa menulis yang lain untuk besok senin, Arch?"
      "Senin?" Arch berseru, karena karena hari senin sudah direncanakannya untuk naik kapal menyebrangi Atlantik bersama istrinya. Meski begitu, ia menjawab, "OK, sebelum senin."
      Hari sabtu berikutnya naskah itu sudah di serahkanya pada sang direktur. Hari Senin ia sudah di Atlantik didalam kabinya ia sudah mulai mengetik cerita-cerita yang lain.
      begitulah bermainya seorang pro. seorang amatir akan cepat-cepat menolak tawaran pertama dari sang direktur, dengan berbagai dalih. Arch melihat tawaran itu sebagai kesempatan mengangguk rezeki lumaya yang halal dan mengantongi seorang redaktur baru sekaligus. Seorang Pro sebaiknya seorang kolektor redaktur juga. Makin besar koleksnya makin luas runag bernafasnya. pengarang begini lebih mudah melepaskan diri dari jembatan kemacetan.



Source : Buku : Nulis Cerpen Yuk : Cetakan pertama, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar