.

Selasa, 08 November 2011

Perbekalan Pengarang

     Lahirnya ide cerita memerlukan perbekalan pada pihak pengarang: yaitu pengetahuan yang cukup dalam tentang manusia dan ketajaman observasi. Tanpa pengetahuan yang cukup tentang sifat-sifat kejiwaan manusia, pengarang tidak mungkin melukiskan tokoh ceritanya dengan meyakinkan. Dan tanpa observasi yang tajam, ia tidak bisa melihat apa-apa dari kehidupan sekelilingnya, meskipun kedua pelupuk matanya terbuka lebar-lebar.


     Meskipun begitu, menurut Stern, itu belum cukup. Masih ada satu hal lagi yang penting. Ia menceritakan, sering oran datang kepadanya dengan sebuah cerita, yang biasanya pengalaman orang itu sendiri."Coba, tulislah menjadi cerita," oran itu meminta.
     Orang itu sudah menyodorkan bahan cerita yang lengkap, dengan tokoh dan konfliknya, tapi Stern masih juga geleng kepala dan angkat tangan. Ia tidak bisa menulis. Kenapa? memang cerita itu sangat mengasyikan bagi penyodor cerita, ia terlibat sendiri secara emosional dengan ceritanya. tapi Stern tidak, atau sebaliknya belum.
     Masih diperlukan tempat bertolak, Stern membuat istilah. tempat untuk bertolak itu ialah perasaan pada diri pengarang, yaitu  minatnya yang kuat pada tokoh cerita dan konflik yang diusulkan. Inilah barangkali sering disebut orang dengan Ilham atau Inspirasi.
     Ilham ialah suatu stimulus alias rangsangan. dari mana datangnya rangsangan biasanya pengarang sendiri tidak tahu. Dan anehnya, rangsangan yang tepat pada seorang pengarang, mungkin tidak menggerakan apapun pada pengarang yang lain.
     "Sesuatu terjadi," Stern melukiskan,"dan perasaan, perhatian, tiba-tiba saja ada di sana.lalu kita punya tempat bertolak. Barulah, dan hanya baru ketika itu, kita bisa mulai menulis cerita itu."
     Jadi darimana datangnya cerita? saya kira jawabanya tidak perlu di rumuskan. sebab rasanya ini mengundang misteri.


Source : Buku : Nulis cerpen Yuk : Cetakan Pertama, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar